Kamis, 17 Agustus 2017

Mengenali Dan Mengatasi Pola Pikir Tetap

Semua pengajar sangat peduli akan motivasi siswa mereka. Mereka ingin siswa mereka mencintai proses belajar, pandai dan gigih dalam menghadapi tantangan dalam proses pembelajaran. Mereka tidak ingin siswa mereka putus asa saat mendapati rintangan, saat melakukan kesalahan atau saat mendapatkan nilai ujian yang buruk. Pada situasi tersebut, pola pikir berkembang (growth mindset) akan memberi andil.

Pola pikir berkembang adalah keyakinan bahwa Anda mampu mengembangkan bakat dan kemampuan Anda melalui kerja keras, strategi yang baik dan bantuan dari sesama. Pola pikir berkembang adalah lawan dari pola pikir tetap (fixed mindset), di mana pola pikir tetap meyakini bahwa bakat dan kemampuan tidak dapat diubah. Hasil penelitian terus menunjukkan bahwa pola pikir berkembang memiliki efek mendalam pada motivasi siswa. Menjadikan mereka fokus dalam belajar, lebih tekun dan lebih baik di sekolah. Secara signifikan, ketika siswa dibentuk dengan pola pikir berkembang, mereka mulai menunjukkan banyak kualitas tersebut.

Memuji Usaha

Memuji kerja keras, strategi, fokus, dan ketekunan siswa, kemudian mengaitkannya dengan performa, pembelajaran atau kemajuan mereka, akan dapat mendorong pola pikir berkembang.

Para pengajar perlu mengatakan yang sebenarnya. Mereka dapat mengakui usaha yang patut dipuji, tetapi mereka juga perlu mengakui saat siswa mereka tidak belajar dengan efektif untuk kemudian bekerja sama dengan mereka dan menemukan cara belajar yang baru. Hanya mendesak siswa untuk berusaha lebih keras adalah praktik yang tidak efektif yang tidak membentuk pola pikir berkembang.

Berkembang dan tetap

Memberi Tahu Siswa "Kamu Dapat Meraih Apapun"

Atas nama pola pikir berkembang, para siswa juga diberi keyakinan bahwa mereka mampu mencapai apapun. Hanya dengan menuntut siswa tidak akan membuat hal tersebut terjadi, terlebih jika siswa belum memiliki pengetahuan, kemampuan, strategi, dan sumber daya untuk pencapaiannya. Pengajar yang terampil menetapkan standar pencapaian yang tinggi untuk siswa mereka, kemudian membantu mereka memahami bagaimana cara untuk mencapainya.

Menyalahkan Pola Pikir Siswa

Saat yang paling mengecewakan adalah ketika pengajar menyalahkan pola pikir siswa mereka atas kegagalannya dalam belajar.

Adalah tugas pengajar untuk menciptakan ruang kelas berpola pikir berkembang. Pada ruang kelas tersebut para siswa dapat mulai meninggalkan pola pikir tetap mereka dan mencoba gagasan bahwa mereka dapat mengembangkan kemampuan mereka. Hal ini akan terjadi ketika pengajar memberikan siswa mereka:
  • Tugas yang berarti.
  • Umpan balik yang jujur dan membantu.
  • Saran untuk strategi belajar di masa yang akan datang.
  • Kesempatan untuk memperbaiki pekerjaan mereka dan menunjukkan pembelajaran mereka.

Mengatasi Ancaman

Kita harus menyadari bahwa masing-masing kita adalah kombinasi dari kedua pola pikir. Terkadang kita berada pada pola pikir berkembang dan terkadang berada pada pola pikir tetap yang kita anggap sebagai ancaman. Hal tersebut dapat berupa tantangan, kesalahan, kegagalan, atau kritik yang mengancam kemampuan kita. Seperti pergi ke daerah lain dengan metode pengajaran yang berbeda, menghadapi siswa yang tidak ingin belajar atau membandingkan diri kita dengan pengajar lain yang lebih baik. Apakah kita terinspirasi untuk mencoba hal-hal baru atau kita menjadi cemas dan membentengi diri?

Agar dapat menuju pola pikir berkembang, kita perlu mengamati dan menemukan pemicu kita. Luangkan beberapa minggu untuk mengetahui saat Anda memasuki kondisi terancam dan membentengi diri. Jangan menghakimi diri Anda sendiri. Jangan melawannya. Namun, berikan nama untuk pola pikir tetap Anda tersebut. Bicaralah dengannya, sebut dengan nama yang Anda berikan ketika pola pikir tetap tersebut muncul. Seiring waktu, cobalah merekrutnya untuk berkolaborasi dalam mencapai tujuan Anda yang menantang, alih-alih membiarkannya melemahkan Anda dengan keraguan dan ketakutan.


Tulisan ini adalah terjemahan dari Recognizing and Overcoming False Growth Mindset oleh Carol Dweck.